"Program pemulihan ekonomi dan penanganan covid-19 ini mencakup anggaran Rp695,2 triliun. Sampai dengan 14 Oktober sudah terealisasi Rp344,11 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Oktober secara virtual, Senin, 19 Oktober 2020.
Bila dibandingkan dengan periode September 2020, penyaluran anggaran PEN ini mengalami kenaikan sebanyak Rp25,64 triliun. Angka penyaluran ini lebih rendah ketimbang dua periode Juli ke Agustus dan Agustus ke September yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar Rp63,93 triliun dan Rp106,88 triliun.
"Kenaikan yang terjadi pada Juli, Agustus, dan September ini memberikan kontribusi terhadap pos belanja negara," paparnya.
Dirinci lebih lanjut, penyaluran anggaran program PEN hingga 14 Oktober ini terdiri dari kluster kesehatan yang sudah mencapai Rp25,59 triliun atau naik 5,66 persen dari periode September. Sementara perlindungan sosial sudah terealisasi sebanyak Rp167,08 triliun atau naik 10,06 persen.
Untuk kluster sektoral kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda) sudah terealisasi sebanyak Rp28 triliun atau naik 1,39 persen. Sedangkan untuk insentif usaha sudah terealisasi sebesar Rp29,68 triliun atau naik 1,61 persen.
"Untuk dukungan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah terealisasi Rp91,77 triliun dengan tambahan kenaikan 6,92 persen dari periode bulan sebelumnya," papar dia.
Menurut Sri Mulyani, penyaluran anggaran PEN untuk berbagai bidang seperti bantuan sosial (bansos) dan sejumlah langkah-langkah bantuan kepada Usaha Kecil Menengah (UKM), terjadi akselerasi yang cukup signifikan.
"Kita juga lihat program seperti insentif usaha, DAK (Dana Alokasi Khusus) Fisik, DID (Dana Insentif Daerah) Pemulihan, dan Kartu Prakerja penyerapannya juga luar biasa. Ini kita harapkan masyarakat langsung bisa mendapatkan manfaat dari program-program tersebut," tutup Sri Mulyani.
(DEV)