"Rupanya tahun lalu mencapai Rp27.036 triliun dan tahun ini diperkirakan Rp32.206 triliun. Ini jauh lebih tinggi dari nominal PDB kita," katanya dalam acara bertajuk Membangun Optimisme Pasca Pandemi Covid-19 di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2021.
Perry menyatakan angka tersebut jauh lebih tinggi dari nominal Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga pihaknya akan agresif melakukan digitalisasi sistem pembayaran. Total transaksi digital banking tersebut didukung oleh transaksi e-commerce yang tahun lalu diperkirakan mencapai Rp253 triliun dan akan melonjak hingga 33,2 persen menjadi Rp337 triliun pada tahun ini.
"Alhamdulillah sekitar 15 bank sangat agresif melakukan digital banking," tambah dia.
Ia menuturkan transaksi digital banking juga didukung oleh transaksi uang elektronik yang akan meningkat 32,3 persen yakni dari Rp201 triliun pada 2020 menjadi Rp266 triliun pada tahun ini.
Menurut Perry pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital tersebut sangat luar bisa yang salah satunya didorong oleh pandemi covid-19.
"Pandemi covid-19 mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan. Itu betul-betul mendorong sangat kuat ekonomi keuangan digital. Ini luar biasa," tegasnya.
(Des)