Pada pukul 09.56 WIB, rupiah menguat 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.888 per USD dari sebelumnya Rp14.900 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah sebelumnya mendapatkan tekanan karena kekhawatiran pasar terhadap perlambatan pemulihan ekonomi di Indonesia.
"Kekhawatiran ini masih bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan rupiah hari ini," ujar Ariston, dikutip dari Antara, Selasa, 29 September 2020.
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, dolar AS yang mulai tertekan sejak kemarin bisa menjadi pendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Menurut Ariston, pelemahan dolar AS dipicu oleh kelanjutan rencana stimulus paket dua AS dengan proposal terbaru senilai USD2,2 triliun dari Partai Demokrat yang akan dirundingkan dengan Partai Republik.
"Stimulus AS ini akan membantu pemulihan ekonomi di AS dan memberikan sentimen positif ke pasar aset berisiko," kata Ariston.
Ia menambahkan rupiah berpotensi berbalik menguat bila sentimen pelemahan dolar AS berlanjut. Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.800 per USD hingga Rp14.950 per USD.
Pada Senin, 28 September 2020, rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.900 per USD dari sebelumnya Rp14.873 per USD.
(AHL)