Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah optimistis bahwa target ini bisa tercapai. Sebab tahun lalu realisasi penyaluran KUR melebihi target yang ditetapkan dari Rp190 triliun menjadi Rp198,53 triliun.
"Kemarin arahan Bapak Presiden bahwa realisasinya tahun lalu ini sudah lebih dari 100 persen yaitu dari baki kredit Rp190 triliun menjadi Rp198 triliun. Di 2021 ini ditargetkan Rp250 triliun," kata dia dalam webinar di Jakarta, Rabu, 7 April 2021.
Ia menambahkan, berbagai upaya untuk mendorong realisasi penyaluran KUR adalah menaikan plafon bagi KUR mikro tanpa jaminan menjadi Rp100 juta. Padahal sebelumnya KUR untuk segmen ini hanya memiliki plafon kredit maksimal Rp50 juta.
Pemerintah juga menaikan plafon kredit untuk segmen KUR usaha menengah. Sebelumnya, plafon untuk KUR usaha menengah adalah sebesar Rp500 juta hingga Rp10 miliar, namun kini bisa mendapatkan antara Rp500 juta hingga maksimal Rp20 miliar.
"Sekarang rata-rata kredit usaha menengah kecil ini terhadap total kredit nasional adalah 18 persen. Arahan Bapak Presiden untuk di atas 30 persen di tahun 2024. Jadi ini yang sedang kami persiapkan agar rasio kredit dari pada UMKM terus meningkat," ungkapnya.
Selama masa pandemi covid-19, pemerintah memberikan berbagai relaksasi berupa tambahan subsidi bunga KUR untuk 7,02 juta debitur dengan baki debet Rp186,5 triliun, penundaan angsuran pokok paling lama enam bulan ke 1,75 juta debitur dengan baki debet Rp70,53 triliun.
Selain itu, pemerintah memberikan perpanjangan jangka waktu bagi 1,51 juta debitur dengan baki debet Rp47,51 triliun, serta penambahan plafon KUR kepada 16 debitur dengan baki debet Rp2,49 miliar. Realisasi subsidi bunga KUR super mikro diberikan kepada 306.239 debitur sejak 1 Januari 2021 hingga 5 April 2021. Adapun realisasi penyalurannya adalah Rp2,52 triliun.
(DEV)