"Kami melihat pasar obligasi dan saham berpotensi menguat, sebagai wadah dari investasi asing yang masuk," kata Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 November 2020.
Ia optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus menguat dan berada di level 6.800 pada tahun depan.
Adapun penguatan IHSG didorong oleh beberapa faktor. Pertama, penyaluran stimulus dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai 78 persen. Kedua, sinyal pertumbuhan kredit yang perlahan tumbuh meski pertumbuhan kredit di September hanya 0,12 persen.
Budi juga mencermati aliran dana asing yang telah masuk pada Oktober akan kian meningkat pada November. Aliran dana asing tersebut didorong dari terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat yang memberi harapan adanya perubahan pada sejumlah kebijakan yang mendorong rotasi investasi ke negara berkembang.
Sejak 2008, stimulus telah memperkuat ekonomi negeri Paman Sam. Hal itu yang menyebabkan investor asing relatif malas ke negara berkembang.
Budi berpendapat, IHSG masih berpotensi naik tahun depan den nilai tukar rupiah juga berpotensi berada di bawah level Rp14 ribu per USD pada akhir tahun.
"Hal ini didukung dengan sentimen-sentimen perbaikan ekonomi Indonesia tahun depan, dan harapan akan vaksin yang mulai didistribusikan," pungkasnya.
(DEV)