"Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK juga mencatat perekonomian global masih menghadapi tingkat inflasi yang persisten tinggi karena tekanan global supply chain akibat konflik Rusia-Ukraina dan lockdown di Tiongkok," kata Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangan resminya, dikutip Kamis, 30 Juni 2022.
Anto mengungkapkan, tingginya inflasi global tersebut telah mendorong bank sentral utama dunia untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter yang lebih agresif sehingga pasar keuangan global kembali bergejolak.
"Dengan latar belakang tersebut, pertumbuhan perekonomian global 2022 diperkirakan akan melambat daripada yang diperkirakan sebelumnya," paparnya.
Baca juga: OJK: Kinerja Sektor Jasa Keuangan Masih Terjaga di Tengah Ketidakpastian |
Adapun inflasi pada Mei 2022 masih terjaga dalam rentang target Bank Indonesia (BI), namun terus berada dalam tren meningkat seiring kenaikan harga pangan dan transportasi.
Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur juga masih berada dalam zona ekspansi, meski dalam tren menurun dalam sembilan bulan terakhir akibat kenaikan harga bahan baku.
Sementara itu, sektor eksternal juga masih mencatatkan kinerja positif yang ditunjukkan dengan berlanjutnya surplus neraca perdagangan serta cadangan devisa yang terjaga.
"Namun demikian, pertumbuhan impor mulai lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor seiring kenaikan permintaan domestik," beber Anto.
(HUS)