Direktur Utama Summarecon Adrianto P. Adhi mengakui 2019 menjadi tahun yang penuh tantangan di tengah meningkatnya risiko geopolitik global. Meski demikian perseroan mampu membukukan pra-penjualan pemasaran sebesar Rp4,1 triliun melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp4,0 triliun.
"Dengan sebaran penjualan berdasarkan produk penjualan rumah mencapai 66 persen, apartemen 14 persen, ruko 12 persen, dan kavling sebesar delapan persen," urai Adrianto dalam Public Expose Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Summarecon yang akan dilaksanakan secara virtual, Rabu, 12 Agustus 2020.
Untuk unit pengembangan bisnis properti, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp3,61 triliun. Angka ini meningkat sebesar Rp181 miliar atau lima persen jika dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp3,43 triliun.
Menurutnya, unit bisnis pengembangan properti ini merupakan kontributor terbesar bagi kinerja perusahaan dengan kontribusi sebesar 61 persen dari total pendapatan sepanjang 2019.
"Kawasan Serpong masih merupakan kontributor pendapatan terbesar dengan kontribusi 40 persen dari total pendapatan unit bisnis pengembangan properti," urainya.
Sementara pendapatan dari unit bisnis investasi dan manajemen properti mencapai Rp1,59 triliun atau 27 persen dari total pendapatan perusahaan. Angka ini mengalami kenaikan Rp107 miliar atau tujuh persen jika dibandingkan dengan 2018.
"Sebagai unit bisnis yang memberikan stabilitas pendapatan berulang, perseroan akan terus melanjutkan pertumbuhan unit bisnis ini," tegas dia.
Unit bisnis lain-lain perseroan di antaranya hotel, klub rekreasi, manajemen pengelolaan kota, dan berbagai fasilitas lainnya untuk mendukung kota terpadu. Bisnis ini mencatat pendapatan sebesar Rp726 miliar, turun sebesar Rp8 miliar atau minus satu persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Secara kolektif, bisnis-bisnis ini menyumbang 12 persen dari total pendapatan perusahaan selama tahun ini dan hanya lima persen dari total laba usaha," pungkas Adrianto.
(Des)