Menurut Investopedia, window dressing adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan reksa dana dan manajer portofolio lainnya untuk meningkatkan penampilan kinerja reksa dana sebelum disajikan kepada klien atau pemegang saham. Hal itu biasa dilakukan menjelang akhir tahun yang berimbas terhadap melonjaknya bursa saham.
Dengan kata lain, window dressing adalah strategi mempercantik portofolio dan biasanya dilakukan oleh perusahaan atau manajer investasi. Tujuannya meyakinkan investor untuk berinvestasi. Namun perlu diketahui, window dressing dilakukan menggunakan kaidah akuntansi dan standar yang berlaku.
Head of Investment Information Team Mirae Asset Sekuritas Roger menjelaskan jika dilihat dari aktivitas transaksi di September dan Oktober, terlihat sudah mengalami peningkatan signifikan. Pada dua bulan terakhir ini, nilai transaksi tercatat sudah menembus Rp15 ribu triliun per hari.
"Artinya ada optimisme dari pelaku pasar terhadap IHSG. Apalagi ketika kita melihat (target) level 6.300 kita sudah terlewat dan sekarang kita kembangkan menjadi target 6.500 sampai 6.800. Mirae Asset menargetkan IHSG sampai akhir tahun ini 6.880," kata Roger, menjawab pertanyaan Medcom.id, Kamis, 7 Oktober 2021.
Namun, tambahnya, bukan berarti pencapaian target tersebut akan mulus. Ia melihat ada beberapa masalah yang bisa muncul seperti krisis utang yang menimpa Evergrande dan potensi penutupan Pemerintahan Amerika Serikat (AS). Namun untungnya, lanjutnya, masalah-masalah tersebut sekarang ini sudah mulai mereda.
"Tapi tidak menutup kemungkinan masalah-masalah tersebut diangkat kembali dan bisa menekan pasar," tuturnya.
Terlihat window dressing
Meski demikian, dirinya optimistis sejak bulan ini sudah terlihat window dressing dan diperkuat saat laporan keuangan. "Kita melihat di kuartal ketiga nanti, di Oktober sampai dengan November mungkin manajer investasi atau institusi akan melihat mana nih yang punya peluang untuk melanjutkan tren kenaikan saham dari hasil laporan keuangan kuartal ketiga," ucapnya."Kita melihat kemungkinan besar window dressing akan dimulai setelah laporan keuangan kuartal ketiga ini dengan mayoritas yang sudah dipublikasikan, artinya di November dan Desember (2021 akan dimulai window dressing)," tegasnya.
.jpg)
Seorang trader sedang memantau gerak IHSG. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO
Senada, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menegaskan gerak IHSG di September dan Oktober cenderung terapresiasi karena ada euforia kenaikan harga komoditas yang salah satunya adalah batu bara. Hal itu yang juga membuat pelaku pasar memanfaatkan dengan melakukan akumulasi saham.
"Kita akui untuk window dressing sudah mulai terjadi di akhir September lalu seiring adanya euforia kenaikan harga komoditas. Belum lagi kalau kita melihat secara historis untuk pergerakan IHSG (jelang akhir tahun) dari 2012 sampai 2020 itu ditutup di zona positif," ucapnya.
Namun, ia tidak menampik, window dressing tidak akan mulus begitu saja. Dirinya berpandangan akan ada konsolidasi terlebih dahulu. Pasalnya, para pelaku pasar bakal melihat terlebih dahulu mengenai sejumlah permasalahan seperti Evergrande dan lain sebagainya, apakah bisa diselesaikan tanpa memberikan efek negatif domino atau lain sebagainya.
"Jadi memang terjadi konsolidasi terlebih dahulu. Tapi nanti akan ditopang sekali oleh aksi window dressing. Ini juga berkaitan dengan adanya faktor psikologis dengan pelaku pasar atau investor meningkatkan investasi di pasar modal sehingga sangat positif juga untuk IHSG sampai di Desember," pungkasnya.
(ABD)