Pada pukul 09.44 WIB rupiah melemah 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.095 per USD dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.065 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pagi ini terlihat minat pasar terhadap aset berisiko meninggi. Indeks saham Asia menguat dan nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS.
"Ekspektasi pemulihan ekonomi global mendorong penguatan sentimen tersebut. Selain itu sentimen positif juga datang dari ekspektasi perilisan stimulus besar pemerintah AS dan penurunan kasus baru covid-19 di dunia," ujar Ariston, dikutip dari Antara, Senin, 22 Februari 2021.
Ariston menuturkan rupiah juga bisa menguat pagi ini terhadap dolar AS karena sentimen tersebut. Di dalam negeri, lanjutnya, penurunan kasus baru covid-19. Serta kemajuan program vaksinasi juga mendukung penguatan rupiah.
Di sisi lain pasar akan mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang hari ini.
"Untuk tenor 10 tahun, yield mencetak level tertinggi baru tahun ini di 1,36 persen. Kenaikan yield ini bisa berimbas ke penguatan dolar AS," jelas Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14 ribu per USD hingga Rp14.100 per USD. Pada Jumat, 19 Februari lalu rupiah ditutup melemah 40 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.065 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.025 per USD.
(AHL)