Dalam keterangan tertulis yang dikutip Medcom.id, Rabu, 6 Mei 2020, Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan perusahaan berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp5,79 triliun saat wabah virus korona (covid-19) menjangkiti Indonesia. Angka tersebut naik delapan persen dari capaian sebelumnya Rp5,36 triliun.
Penjualan tersebut terdiri dari domestik sebesar Rp5,51 triliun dan ekspor sebesar Rp284,93 miliar. Berdasarkan klasifikasinya, penjualan dari divisi obat resep sebesar Rp1,39 triliun, divisi kesehatan sebesar Rp996 miliar, divisi nutrisi sebesar Rp1,60 triliun, serta divisi distribusi dan logistik sebesar Rp1,8 triliun.
Dari peningkatan angka penjualan tersebut, perusahaan juga mencatat peningkatan beban pokok menjadi Rp3,18 triliun, atau naik 11,18 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sehingga laba kotor tercatat Rp2,62 triliun. Sedangkan untuk laba sebelum pajak penghasilan pada kuartal pertama 2020 tercatat sebesar Rp887,6 miliar, tumbuh 11,7 persen dengan rasio laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,3 persen.
Bernadus menyebut perseroan akan terus menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba sebelum pajak penghasilan.
Adapun mengenai pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan penjualan disebabkan oleh peningkatan efisiensi biaya operasional. Perusahaan banyak melakukan efisiensi selama tiga bulan pertama 2020 ini.
Per 31 Maret 2020, perusahaan mencatat total aset yang dimiliki sebesar Rp22,13 triliun. Aset tersebut terdiri dari ekuitas Rp17,25 triliun dan liabilitas sebesar Rp4,87 triliun.
(Des)