Mengutip Bloomberg, Rabu, 7 April 2021, rupiah ditutup menguat menjadi Rp14.495 per USD dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp14.505 per USD.
Adapun rentang gerak rupiah berada di kisaran Rp14.470-Rp14.514 per USD. Sementara year to date (ytd) return terpantau sebesar 3,17 persen.
Sedangkan melansir data Yahoo Finance, rupiah diperdagangkan di posisi Rp14.490 per USD. Gerak rupiah terpantau menguat hingga 47 poin atau setara 0,33 persen.
Sementara itu berdasarkan data kurs referensi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan ke posisi Rp14.513 per USD.
Sebelumnya tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya, memprediksi kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpeluang menguat, seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).
"Dolar AS masih nampak melanjutkan pelemahan kemarin di awal perdagangan Rabu akibat aksi ambil untung kuatnya dolar selama dua pekan terakhir dan turunnya tingkat imbal hasi obligasi Pemerintah AS," tulis tim Riset Monex Investindo Futures, dilansir dari Antara.
Dolar AS outlook-nya melemah seiring turunnya tingkat imbal hasil obligasi AS di balik ekspektasi pasar yang menurunkan ekspektasi agresif bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan memperketat kebijakannya lebih awal dari yang dijanjikan.
Imbal hasil obligasi terus turun dari level tertinggi, mengurangi kekhawatiran akan kenaikan inflasi. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun tujuh basis poin menjadi 1,65 persen pada Selasa, 6 April 2021.
(AHL)