Kelompok Tujuh negara kaya yang beranggotakan Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Kanada, dan Jepang masih mendiskusikan kata-kata terakhir dari komunike mereka pada pertemuan tingkat tinggi di Pegunungan Alpen Bavaria.
Tetapi para juru kampanye lingkungan semakin khawatir perang di Ukraina akan mendorong negara-negara G7 untuk menarik kembali janji-janji iklim mereka saat mereka menghadapi penurunan pasokan gas Rusia dan melonjaknya biaya energi.
"Kami tidak ingin melihat kemunduran. G7 perlu membicarakan komitmen iklim mereka sendiri," kata Wakil Presiden Global Citizen Friederike Roder, dilansir dari The Business Times, Rabu, 29 Juni 2022.
Draf komunike yang dilihat masih mencakup janji untuk berhenti membiayai proyek bahan bakar fosil baru yang tidak berkurang di luar negeri pada akhir 2022 untuk membantu mencapai tujuan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius.
Baca: G7 Beri Komitmen USD5 Miliar Atasi Kerawanan Pangan Global |
Istilah tidak berkurang mengacu pada proyek yang tidak menggunakan teknik untuk mengimbangi beberapa polusi yang disebabkan oleh emisi karbon dioksida.
Tetapi untuk diperdebatkan di KTT adalah kemungkinan penambahan kalimat yang mengatakan dalam keadaan luar biasa yang diciptakan oleh invasi Rusia ke Ukraina maka investasi publik di sektor gas dapat diperlukan sebagai tanggapan sementara.
Jerman dan Italia, keduanya sangat bergantung pada impor energi Rusia, berusaha paling keras untuk melakukan penyesuaian, kata seorang sumber. Sementara Prancis dan Inggris menolak. Teks akhir diharapkan akan diumumkan ketika KTT G7 tiga hari berakhir.
(ABD)