Chief Strategist and Global Head of Research Standard Chartered Bank Eric Robertsen mengatakan meskipun Presiden AS Joe Biden dan timnya berfokus pada peningkatan pertumbuhan domestik, namun mereka menyadari bahwa penting untuk menciptakan kondisi agar perdagangan global tetap berkembang.
"Saya tidak berpikir itu berarti mereka akan meninggalkan beberapa taktik yang digunakan oleh Pemerintahan Trump. Tim Biden telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa mereka menganggap strategi tarif itu salah. Meski demikian, saya rasa mereka juga tidak akan membalikkannya besok," kata Robertsen, dilansir dari CNBC International, Rabu, 24 Februari 2021.
Robertsen berpandangan bahwa tim Biden akan tetap menggunakan strategi tarif sebagai bagian dari strategi negosiasi yang lebih luas. Sedangkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Pemerintahan Biden tetap mempertahankan kebijakan tarif yang sebelumnya diterapkan oleh Donald Trump.
"Untuk saat ini, kami telah mempertahankan tarif yang, Anda tahu, diberlakukan oleh Pemerintahan Trump," kata Yellen, seraya menambahkan bahwa Pemerintahan Biden akan mengevaluasi bagaimana langkah selanjutnya.
Gedung Putih juga mengatakan pada bulan lalu akan meninjau semua langkah keamanan nasional yang diberlakukan oleh Pemerintahan Trump, termasuk kesepakatan perdagangan Fase I AS-Tiongkok. Adapun Trump menandatangani perjanjian perdagangan awal dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Januari 2020 dan menghentikan perang dagang.
Terlepas dari ketegangan perdagangan saat ini antara dua ekonomi terbesar dunia, Robertsen optimistis kedua negara dapat meningkatkan hubungannya. "Saya melihat beberapa area yang berpotensi memiliki kesamaan antara AS dan Tiongkok. Iklim menjadi salah satunya," tuturnya.
"Ini adalah satu bidang, kedua negara dapat membuat komitmen yang signifikan untuk perbaikan dan yang mungkin meletakkan dasar untuk lebih banyak kompromi di bidang lain. Saya relatif optimistis bahwa selama 12 hingga 24 bulan, Anda akan melihat narasi yang lebih baik tentang hubungan AS dan Tiongkok," pungkasnya.
(ABD)