Dengan inflasi yang melonjak pada laju tercepat dalam lebih dari empat dekade dan mengirim harga minyak bumi dan perumahan meroket membuat orang Amerika merasakan sakitnya. Apalagi, Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk mencoba mendinginkan ekonomi yang imbasnya memicu kekhawatiran penurunan tajam.
"Meskipun kontraksi dalam tiga bulan pertama tahun ini, bagian inti dari ekonomi terbesar dunia tetap dalam kondisi yang baik, termasuk pasar tenaga kerja dan belanja konsumen," kata Kepala Dewan Penasihat Ekonomi Joe Biden, Cecelia Rouse, dilansir dari The Business Times, Sabtu, 25 Juni 2022.
"Ketika kita melihat resesi (risiko) itu jelas menjadi perhatian, tetapi ekonomi kita solid," tambahnya.
Baca: Wall Street Cetak Untung Besar, Dow Jones Melonjak 823 Poin |
Ia mencatat, Amerika Serikat berada pada posisi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan daripada kebanyakan negara lain. Sedangkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen mencoba untuk memadamkan ketakutan akan resesi. Dirinya mengatakan penurunan tidak dapat dihindari, bahkan ketika ekonomi melambat karena transisi ke pertumbuhan yang stabil.
Rouse mengatakan Biden fokus pada tantangan inflasi, yang terkait dengan pandemi covid-19. Sementara itu, gangguan rantai pasokan global telah menjadi faktor kunci dalam memicu kenaikan harga, dan penguncian pandemi di Tiongkok menambah ketidakpastian yang sedang berlangsung.
Invasi Rusia ke Ukraina
Tapi, tambahnya, invasi Rusia ke Ukraina adalah pengubah permainan. "Kami semua berharap The Fed bisa mengendalikan inflasi tanpa terlalu banyak menyerahkan lapangan kerja maksimal. Kami semua berharap untuk soft landing yang lama," kata Rouse.The Fed pekan lalu menerapkan kenaikan suku bunga ketiga di tahun ini, terbesar dalam hampir 30 tahun, dan menjanjikan kenaikan yang lebih besar dalam beberapa bulan mendatang. Presiden Richmond Federal Reserve Bank Thomas Barkin mengatakan ada risiko resesi, tetapi setuju ada banyak tanda ekonomi tetap kuat.
"Data perekonomian saat ini masih terlihat relatif sehat. Besok tentu saja tidak jelas," pungkas Barkin.
(ABD)