Mengutip Channel News Asia, Senin, 27 Desember 2021, pernyataan dari PBoC yang dibuat setelah pertemuan komite kebijakan moneter kuartal keempat, adalah tanda terbaru bahwa regulator Tiongkok sedikit mengurangi pembatasan pada sektor properti untuk mencegah 'hard-landing'.
 
Menggemakan Konferensi Kerja Ekonomi Pusat tahunan Tiongkok yang diadakan pada awal Desember, PBoC mengatakan akan memprioritaskan stabilitas ekonomi, di tengah lingkungan eksternal yang semakin parah dan pandemi global yang tak ada henti-hentinya.
PBoC mengatakan akan menjaga kebijakan moneternya fleksibel, tepat, dan likuiditas cukup memadai. Ini akan memperkuat dukungan terhadap ekonomi riil, dengan bias terhadap perusahaan kecil.
"Bank sentral menegaskan kembali bahwa kondisi itu akan memperdalam reformasi pasar valas dan meningkatkan fleksibilitas nilai tukar yuan sambil membimbing perusahaan dan lembaga keuangan untuk 'netral risiko'.
Di sisi lain, Tiongkok memangkas suku bunga pinjaman acuan pinjaman (LPR) untuk pertama kalinya dalam 20 bulan. Keputusan tersebut dalam upaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang sedang melambat dengan tetap waspada terhadap sejumlah risiko yang ada.
LPR satu tahun diturunkan lima basis poin menjadi 3,80 persen dari 3,85 persen sebelumnya, sedangkan LPR lima tahun tetap di 4,65 persen. Pengurangan tersebut menandai pemotongan LPR pertama sejak April 2020.
Sebanyak 29 dari 40 pedagang dan ekonom yang disurvei pada pekan lalu memperkirakan adanya pemotongan LPR. Sebagian besar pinjaman baru dan terutang di Tiongkok didasarkan pada LPR satu tahun, sementara tingkat lima tahun memengaruhi harga hipotek rumah.
"Pemotongan itu memperkuat pandangan kami bahwa pihak berwenang semakin terbuka untuk memangkas suku bunga di tengah tantangan ekonomi yang membayangi," pungkas Ahli Strategi Senior ANZ Tiongkok Xing Zhaopeng.
(ABD)