Hal tersebut mengembalikan ekonomi Inggris mendekati ukurannya pada 2013. Menurut database Bank of England (BoE), penurunan 9,9 persen dalam PDB Inggris cukup parah dari yang diperkirakan dan melampaui keruntuhan 9,7 persen yang dialami selama Depresi Hebat pada 1921, menjadikannya penurunan tahunan terburuk sejak 1709.
Kondisi itu terjadi saat musim dingin paling keras di Eropa dan menyebabkan kematian dan kehancuran yang meluas. "Kali ini pandemi disalahkan. Padahal dulu, itu adalah Great Frost dan perang Spanyol yang menyebabkan kerusakan," tulis Ahli Strategi Societe Generale Kit Juckes, dilansir dari CNN, Rabu, 17 Februari 2021.
Inggris mengalami salah satu resesi terburuk di antara negara-negara ekonomi besar pada tahun lalu. Jerman, misalnya, bertahan lebih baik saat menghadapi pandemi covid-19 daripada selama krisis keuangan global. Perkiraan sementara menunjukkan ekonomi terbesar Eropa mengalami kontraksi sebesar lima persen di tahun lalu.
Sedangkan PDB Uni Eropa (UE), menurut Eurostat, diperkirakan menyusut 6,4 persen. Amerika Serikat bernasib lebih baik dengan penurunan PDB sebesar 3,5 persen pada 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Angka hari ini menunjukkan bahwa ekonomi telah mengalami guncangan serius akibat pandemi, yang telah dirasakan oleh negara-negara di seluruh dunia," kata Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak.
"Meskipun ada beberapa tanda positif dari ketahanan ekonomi selama musim dingin, kami tahu bahwa penguncian saat ini terus berdampak signifikan pada banyak orang dan bisnis," tambahnya.
Penguncian nasional baru di Inggris, yang diberlakukan pada 5 Januari, diperkirakan memukul ekonomi dengan keras pada kuartal pertama 2021, membalikkan pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal keempat 2020. Gangguan pada perdagangan UE-Inggris setelah berakhirnya periode transisi Brexit pada 31 Desember juga membebani aktivitas.
"Tampaknya penurunan ganda (resesi) hanya tertunda daripada dihindari secara langsung," kata Ekonom Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis Sam Miley.
(ABD)