"Tiongkok adalah negara pertama yang sepenuhnya pulih. Lihatlah data Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal ketiga dalam penyesuaian musiman, itu telah mencapai level sebelum krisis," kata Molnar, dikutip dari Xinhua, Jumat, 27 November 2020.
"Itu sangat penting bagi dunia karena itu berarti ekonomi terbesar kedua di dunia telah pulih. Ini berarti sumber permintaan yang sangat besar bagi semua negara lain," tambahnya.
Bahkan sebelum pulih sepenuhnya, lanjut Molnar, Tiongkok sudah bisa menyediakan semua barang yang selama ini diminati di negara lain. Misalnya masker dan alat pelindung lainnya dalam jumlah yang sangat besar pada kuartal pertama tahun ini.
"Kemudian (Tiongkok) beralih ke barang-barang yang dibutuhkan dengan cara hidup baru dengan teleworking, termasuk barang-barang yang berhubungan dengan komputer, furnitur, suku cadang, dan peralatan rumah tangga. Produsen dan eksportir swasta kecil telah cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Jadi, Tiongkok telah mendukung perang melawan pandemi dalam arti menyediakan semua bahan dan peralatan perlindungan, dan juga dalam arti memberikan bantuan kepada negara lain untuk beralih ke gaya kerja baru teleworking," tuturnya.
Mengingat pemulihan Tiongkok tampaknya terus berlanjut, harapan selanjutnya adalah Tiongkok lebih lanjut menyediakan barang-barang yang dibutuhkan negara lain dan memulihkan permintaannya tidak hanya untuk bahan mentah, tetapi juga barang-barang konsumsi. "Nanti akan ada peningkatan permintaan juga untuk barang-barang konsumsi luar negeri," tutupnya.
(ABD)