Mereka tampak sibuk melayani pesanan kopi dari pengunjung Perpusnas yang datang ke lantai 24. Aksi mereka ini sekaligus evaluasi akhir dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan Perpusnas sejak 23 Agustus lalu. Hari ini, 5 Oktober 2021, rangkaian kegiatan tersebut resmi ditutup.
Aksi para Barista ini sontak menarik perhatian. Terlebih pengunjung Perpusnas dipersilakan memesan minuman berdasarkan menu yang disiapkan.
Pengunjung juga dipersilakan ikut menilai layanan para barista, selain tujuh orang juri yang memang disiapkan untuk menguji pemahaman dan keterampilan para barista yang sudah digembleng selama program berlangsung.
Ketua Program Kewirausahaan Kopi David Nugroho mengatakan sebanyak 20 orang peserta tersebut merupakan orang-orang pilihan dari delapan kota. Kedelapan kota tersebut adalah Medan, Lampung, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Denpasar, dan Ruteng.
"Dari masing-masing kota terpilih dua orang, kecuali daerah Jakarta, karena meliputi Jabodetabek, peserta yang terpilihnya ada enam orang,” kata David melalui keterangan tertulis.
David menjelaskan rangkaian kegiatan dimulai sejak 23 Agustus lalu. Materi dasar tentang kopi dan kewirausahaan diberikan secara daring selama sepekan. Dan pesertanya merupakan kalangan umum.
"Ada sekitar 1.400 orang lebih yang mengikuti sesi daring ini,” kata David.
Baca: Perpusnas Gunakan Pendekatan Perpustakaan Digital untuk Menjangkau Masyarakat
Sesi selanjutnya, sambung dia, terseleksi 480 orang peserta untuk ikut sesi praktik di kedai-kedai yang ditunjuk di masing-masing daerah. "Pada sesi ini, terseleksi 20 orang untuk mengikuti sesi tingkat lanjut secara intensif di Jakarta," tambahnya.

“Peserta di sesi intensif mengikuti kegiatan selama 14 hari dengan dikarantina. Mereka diberi kesempatan untuk mengenal kopi dari kebun, belajar processing kopi, hingga manajemen bisnis dan lain sebagainya."
"Dan hari ini, kami menguji pengetahuan yang mereka dapat dengan membuka kedai langsung. Juri menguji mereka mulai konsep dan perencanaan kedai hingga bagaimana kedai dioperasikan," paparnya.
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Ofy Sofiana, mengatakan Program Kewirausahaan Kopi merupakan kegiatan Perpusnas yang berbasis inklusi sosial.
"Peran kami dalam hal ini adalah menyebarkan literasi kopi. Sehingga, siapa pun yang memiliki minat dalam bidang ini bisa terpenuhi kebutuhan pengetahuan dan ketrampilannya," kata Ofy.
Dia berharap Perpusnas bisa menyelenggarakan kegiatan lain dengan metoda serupa. Seperti, memberikan pelatihan secara komprehensif dengan komposisi materi dan praktek. Hal ini mmebuat peserta yang mengikutinya bisa mendapat pengetahuan yang utuh.
(UWA)