Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo terus mendorong pembangunan konstruksi jalan raya termasuk ring road kedua Ibu Kota Jakarta dan jalan penghubung Yogyakarta dengan jalan tol Trans Jawa. Selain itu, pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur kereta api, pelabuhan, bandara, dan bendungan untuk 2019.
"Pembangunan infrastruktur akan tetap menjadi program utama bagi pemerintah di masa depan," kata Direktur Ciptadana Sekuritas Asia John Teja seperti dikutip Bloomberg, Rabu, 9 Januari 2019.
Menurut John, hal itu menjadi harapan investor supaya Jokowi bisa terpilih kembali dan terus menjalankan proyek-proyek infrastruktur. Selain dari itu, penguatan rupiah dan situasi global juga diharapkan lebih menguntungkan sehingga perusahaan-perusahaan juga lebih mudah mendapat pembiayaan.
Saat ini saham-saham emiten yang bergerak di bidang konstruksi mendominasi daftar 10 saham emiten teratas di indeks LQ45. Sementara rupiah menjadi mata uang terbaik di Asia.
Analis Mandiri Sekuritas Edbert Surya mengatakan kekhawatiran investor tentang perlambatan pertumbuhan kontrak baru, meningkatnya leverage, dan pelemahan cash flow sebelumnya terlalu berlebihan. Sekarang reli saham-saham konstruksi justru terus berlanjut.
Berdasarkan data yang dimilikinya, terjadi kenaikan persentase harga sebesar 18 hingga 47 persen pada enam saham emiten kontraktor di Indonesia.
(AHL)