"Dengan produk ini, investor diharapkan dapat meraih hasil yang optimal baik di saat USD maupun harga obligasi mengalami penguatan," ucap Direktur Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti di Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2019.
Endang menjelaskan dalam produk ini investor reksa dana, tidak harus memiliki dana dalam denominasi USD. Investor bisa membeli unit penyertaan reksa dana ini yang dipasarkan dengan nilai minimum pembelian Rp100 ribu per unit.
Menurutnya, produk ini termasuk jenis reksa dana pendapatan tetap yang memiliki kebijakan investasi 80-100 persen di obligasi dan 0-20 persen di instrumen pasar uang. Reksa dana ini diyakini dapat memberikan fleksibilitas yang optimal di tengah berbagai macam situasi pasar.
"Reksa dana ini termasuk reksa dana pendapatan tetap dengan risiko kredit yang rendah karena reksa dana ini berinvestasi pada obligasi Pemerintah Indonesia," tegas Endang.
Endang mengungkapkan Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional berinvestasi pada instrumen obligasi pemerintah berdenominasi USD. Hal ini sebagai strategi utama produk ini, meski bisa juga berinvestasi pada obligasi negara berbasis rupiah apabila diperlukan.
"Produk ini dapat menjadi pilihan investor untuk menghadapi segala kondisi pasar baik pada saat kondisi pasar mengalami bearish, maupun bullish, serta untuk para investor yang memiliki kebutuhan investasi dalam USD melalui instrumen obligasi Pemerintah Indonesia," bebernya.
Hingga Juli 2019, Mandiri Investasi berhasil mencapai Asset Under Management (AUM) reksa dana sebesar Rp49,4 triliun. Total dana kelolaan, termasuk reksa dana penyertaan terbatas dan pengelolaan dana nasabah individual hingga Juli 2019 mencapai sebesar Rp56,5 triliun.
(AZF)