Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dengan Amerika Serikat (AS) sebesar USD1,69 miliar. Pada Desember 2021, ekspor Indonesia ke AS sebesar USD2,64 miliar sedangkan impor USD944,8 juta.
"Selama Desember, kita mengalami surplus dengan AS, surplus pada Desember 2021 adalah sebesar USD1,69 miliar," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam video conference, Senin, 17 Januari 2022.
Ekspor Indonesia ke AS memang mengalami kenaikan sebesar USD1.008 juta atau di urutan ketiga pada akhir tahun lalu. Sementara untuk impor, AS juga menempati urutan ketiga dengan kenaikan sebesar USD213 juta di bawah Tiongkok dan Australia
"Kalau kita lihat komoditasnya ke Amerika Serikat itu komoditasnya adalah pakaian dan aksesorisnya HS 61 yang berupa rajutan, kemudian pakaian dan aksesoris yang bukan rajutan HS 62 itu yang menyebabkan surplus," jelas dia.
Selain AS, neraca perdagangan Indonesia juga mencatat surplus dengan Filipina sebesar USD672,5 juta dari ekspor USD801,3 juta dan impor USD128,8 juta, serta India surplus sebesar USD548,1 juta dari ekspor USD1,18 miliar dan impor USD640,1 juta.
Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia masih defisit USD1,13 miliar dengan Tiongkok karena ekspor USD5,10 miliar dan impor USD6,23 miliar, Australia defisit USD677,7 juta, dan Thailand defisit USD313,7 juta.
"Defisit ke Tiongkok disebabkan karena mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya HS 44 dan juga mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya untuk HS 85," pungkasnya.
"Selama Desember, kita mengalami surplus dengan AS, surplus pada Desember 2021 adalah sebesar USD1,69 miliar," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam video conference, Senin, 17 Januari 2022.
Ekspor Indonesia ke AS memang mengalami kenaikan sebesar USD1.008 juta atau di urutan ketiga pada akhir tahun lalu. Sementara untuk impor, AS juga menempati urutan ketiga dengan kenaikan sebesar USD213 juta di bawah Tiongkok dan Australia
"Kalau kita lihat komoditasnya ke Amerika Serikat itu komoditasnya adalah pakaian dan aksesorisnya HS 61 yang berupa rajutan, kemudian pakaian dan aksesoris yang bukan rajutan HS 62 itu yang menyebabkan surplus," jelas dia.
Selain AS, neraca perdagangan Indonesia juga mencatat surplus dengan Filipina sebesar USD672,5 juta dari ekspor USD801,3 juta dan impor USD128,8 juta, serta India surplus sebesar USD548,1 juta dari ekspor USD1,18 miliar dan impor USD640,1 juta.
Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia masih defisit USD1,13 miliar dengan Tiongkok karena ekspor USD5,10 miliar dan impor USD6,23 miliar, Australia defisit USD677,7 juta, dan Thailand defisit USD313,7 juta.
"Defisit ke Tiongkok disebabkan karena mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya HS 44 dan juga mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya untuk HS 85," pungkasnya.
(Des)