“Saat ini industri vape mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 80-100 ribu tenaga kerja," kata Ketua Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto, melalui keterangan tertulis, Jumat, 24 Juni 2022.
Menurut dia, industri vape sebagai produk tembakau alternatif memiliki masa depan yang cerah. Sebab, masyarakat mendapatkan ilmu tentang lebih rendahnya risiko kesehatan dari produk tersebut.
Sehingga, industri itu diyakini dapat terus menerus menyumbang pendapatan ekonomi bagi negara. "Kami meyakini vape akan terus berkembang selama 10 tahun ke depan, inovasi-inovasi akan terus berjalan dan pelaku usaha pun akan bertumbuh,” kata Aryo.
Baca: Simplifikasi Cukai Rokok Dinilai Rugikan Petani Tembakau dan Pelaku Industri |
Sementara itu, Ketua Asosiasi Vapers Indonesia (AVI), Johan Sumantri, melihat industri vape membutuhkan banyak penelitian terkait risiko kesehatan. Selain itu, Johan mendorong pemerintah memformulasikan kebijakan yang lebih akurat terkait industri vape.
Dia berharap kebijakan terkait dibentuk berdasarkan komitmen komunitas, industri, dan pemerintah. Perlu sinkronisasi untuk menyusun kebijakan yang tepat dan berbasis ilmiah.
"Hal ini guna mendukung perokok dewasa yang sulit berhenti merokok untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko,” kata Johan.
(ADN)