"Salah satu yang ditawarkan adalah investasi pada proyek pelabuhan yang ramah lingkungan,” ucap Luhut dikutip dalam siaran pers, Rabu, 15 Desember 2021.
 
Luhut menjelaskan dalam proyek ramah lingkungan, Indonesia membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara yakni kawasan industri hijau terbesar di Indonesia.
Sementara di industri hilir migas, Indonesia fokus pada produksi stainless steel dengan target pengembangan komponen baterai listrik.
“Kami tidak bergantung pada satu negara saja. Sebagai contoh, kami sudah melakukan pembahasan kerja sama dengan Inggris untuk produksi komponen Katoda pada baterai,” ungkap dia.
Adapun peran Indonesia dalam pencegahan perubahan iklim melalui pembangunan industri panel surya sebagai upaya mencapai target Net Zero Emission. Indonesia, kata Luhut, memiliki 75-80 persen dari total kredit Karbon dunia. Angka tersebut berasal dari hutan hujan, bakau, lahan gambut, dan terumbu karang.
"Saya rasa dalam lima tahun terakhir, usaha kami meningkatkan carbon pricing adalah yang terbaik,” jelasnya.
Menanggapi tawaran investasi tersebut, Menlu AS mengatakan, Amerika siap bekerja sama dengan Indonesia, khususnya pada industri semi konduktor dan mineral lain. Kerja sama tersebut akan dikukuhkan pada rangkaian pertemuan tingkat tinggi G20.
"Kami akan bekerja keras untuk bekerja sama dengan Indonesia, dan secara bersama-sama kita dapat menciptakan rantai persediaan pada sektor industri tersebut," kata Blinken.
(DEV)