"Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia telah berturut-turut mengalami surplus sejak Mei 2020," ungkap Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Februari 2021.
Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," paparnya.
Adapun surplus neraca perdagangan Januari 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut. Pada Januari 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat menjadi USD2,63 miliar, lebih tinggi dari surplus Desember 2020 sebesar USD2,56 miliar.
Perkembangan itu dipengaruhi oleh ekspor yang meningkat sebesar USD15,30 miliar, meskipun lebih rendah dari peningkatan ekspor bulan sebelumnya sebesar USD16,54 miliar.
Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti Crude Palm Oil (CPO), batu bara, dan bijih logam tercatat membaik di tengah penurunan ekspor sejumlah produk manufaktur. Sementara itu, impor nonmigas menurun pada seluruh komponen, terutama dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat.
"Untuk defisit neraca perdagangan migas sedikit meningkat dari USD0,46 miliar pada Desember 2020 menjadi USD0,67 miliar. Ini dipengaruhi oleh penurunan ekspor migas di tengah impor migas yang meningkat," tutup Erwin.
(DEV)