"Dalam situasi seperti ini saya berharap semua lapisan masyarakat para pelaku kepentingan tetap mampu melakukan kegiatan yang produktif. Terus memunculkan ide inovatif," ungkapnya dalam Konferensi Nasional Perpajakan 2020 secara virtual, Kamis, 3 Desember 2020.
Sri Mulyani menuturkan ide-ide inovatif yang dimunculkan oleh masyarakat dalam rangka tetap produktif akan sangat berkontribusi mengatasi dampak pandemi sekaligus menyejahterakan rakyat secara adil.
Ia menyatakan hal itu harus dilakukan mengingat meskipun krisis ini karena pandemi, namun tidak hanya berdampak pada kesehatan saja melainkan ekonomi, pendidikan hingga kegiatan sosial masyarakat. Ia menjelaskan pemerintah sendiri telah menggunakan instrumen APBN secara baik untuk menghadapi dan menangani dampak covid-19 dari sektor kesehatan dengan anggaran Rp97 triliun sampai perlindungan sosial Rp233,69 triliun.
"Kita menggunakan instrumen APBN sebagai salah satu empower yang dianggap penting untuk menangani covid-19 dan dampaknya," kata Sri Mulyani.
Tak hanya kesehatan dan perlindungan sosial, pemerintah turut membantu sektor usaha melalui berbagai program seperti restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga maupun pemberian kredit modal kerja, bantuan produktif serta insentif di bidang perpajakan. Ia menuturkan berbagai upaya pemerintah melalui APBN tersebut telah mampu menghasilkan kinerja yang positif yaitu terjadi pemulihan pada kuartal III-2020 minus 5,34 persen menjadi minus 3,9 persen pada kuartal IV-2020.
Ia menegaskan APBN harus terus melakukan tugas yang luar biasa berat dalam bidang stabilisasi, distribusi dan alokasi mengingat penerimaan sektor perpajakan sangat tertekan. "Pada saat yang sama harus bisa kita kembalikan jadi instrumen keuangan negara yang sehat," pungkasnya.
(AHL)