Namun angka ini lebih rendah dibandingkan dengan capaian di 2019 yang sebesar 616 juta ton. "Realisasi produksi batu bara 101,4 juta ton dari target," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, dalam konferensi pers capaian kinerja sektor ESDM, Kamis, 7 Januari 2021.
Dirinya merinci produksi tersebut dialolasikan untuk domestik sebanyak 132 juta ton. Sedangkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) menjadi konsumen terbesar batu bara dalam negeri dengan harga khusus. Sisanya 426 juta ton diekspor.
Untuk 2021, produksi batu bara ditargetkan tetap 550 juta ton dengan alokasi domestik diperbesar menjadi 137,5 juta ton guna memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Sisanya dilakukan eskpor.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi batu bara untuk domestik memang lebih jauh lebih kecil dari volume yang diekspor meski porsinya selalu ditingkatkan setiap tahun.
Tercatat, pada 2014 jatah batu bara untuk domestik hanya 76 juta ton. Pada 2015 naik menjadi 86 juta ton, 2016 naik lagi 91 juta ton, pada 2017 naik menjadi 97 juta ton. Lalu pada 2018 batu bara yang dijual ke dalam negeri naik menjadi 115 juta ton dan pada 2019 menjadi yang tertinggi, sebantak 138 juta ton.
"Kalau lihat dari proporsi kebutuhan dalam negeri masih lebih kecil dari target. Kita tentu prioritaskan kebutuhan dalam negri, itu prioritas utama. Kita akan lihat kalau tren harga internasional bagus, kita akan evaluasi kembali," pungkas Arifin.
(ABD)