"Komoditas hortikultura, khususnya buah-buahan, memiliki potensi besar menambah pundi-pundi devisa negara dan menjadi andalan untuk dipasarkan di masa pandemi covid-19," katanya melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Agustus 2020.
BERITA TERKAIT
-
Menperin: SIMIRAH Jadi Acuan Pertimbangan Ekspor CPO
-
Kemendag Apresiasi Korporasi Bantu UMKM Percepat Transformasi Digital
-
Berani Tak Laporkan Realisasi Ekspor CPO, Siap-Siap Eksportir Kena Pembekuan Izin
-
Meski Ekspor CPO Dibuka, Mendag Minta Dahulukan Kebutuhan Minyak Goreng
-
Memasuki Usia 25 Tahun, 2 Hal ini Harus Sudah Diperoleh
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor buah Indonesia periode Januari-Juni 2020 tumbuh sebesar 23,21 persen, dengan nilai total mencapai USD430,4 juta. Jenis buah yang menyumbang ekspor terbesar antara lain mangga, kacang-kacangan, dan nanas. Sedangkan, negara tujuan ekspor buah Indonesia antara lain Thailand, Vietnam, Malaysia, Tiongkok, dan India.
"Saat ini, masyarakat seluruh dunia mulai menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga stamina dengan mengkonsumsi buah yang sarat dengan kandungan vitamin,” ungkap Mendag.
Agus menambahkan salah satu buah tropis Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah buah naga. Pertumbuhan ekspor buah naga cukup signifikan pada periode Januari-Maret 2020 yakni 234,35 persen.
"Buah naga mempunyai potensi yang dapat terus dikembangkan mengalahkan Vietnam karena buah naga Indonesia dapat dipanen sepanjang tahun. Hal ini disebabkan letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa," paparnya
Dengan mengonsumsi buah nusantara, kata Agus, seluruh masyarakat dapat memperoleh beberapa manfaat langsung seperti terpenuhinya kebutuhan vitamin serta meningkatkan pendapatan petani buah lokal. Selain itu, konsumsi buah-buahan nusantara turut menekan impor.
"Saya berharap, kita bersama-sama saling mendukung gerakan konsumsi buah nusantara untuk menjaga optimisme di tengah kondisi pelemahan ekonomi akibat covid-19 ini. Ayo kita beli buah nusantara," pungkas Mendag.
(Des)
