"Di sini yang menarik adalah bagaimana kita terus melakukan pembangunan proyek nasional yang sangat penting melalui modal, bukan utang lagi," ujar Erick dalam seminar virtual The Indonesia 2021 Summit: The Future is Now, Leading in The Era of Disruptions yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Medcom.id, Selasa, 23 Februari 2021.
Erick menjelaskan pendanaan modal untuk pembangunan proyek nasional tersebut berasal dari dana pemerintah yang diinvestasikan melalui Indonesia Investment Authority (INA). Dalam hal ini pemerintah juga mengundang lembaga-lembaga keuangan negara lainnya untuk berinvestasi di Indonesia melalui INA.
"Pemerintah juga mengundang partner di luar negeri yang percaya kepada pertumb ekonomi Indonesia untuk masa post-covid dan seterusnya. Karena kalau kita lihat kekuatan Indonesia ada dua, satu karena market yang besar, dua adalah sumber daya alam yang punya kekuatan tersendiri," tegasnya.
Dengan cara tersebut, maka proyek pembangunan nasional dapat dilakukan melalui pendanaan dari modal, bukan lagi dari utang seperti yang dilakukan pemerintah saat ini. Langkah itu juga sekaligus untuk meningkatkan investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia.
Pada saat ini, sudah ada komitmen sebanyak USD9,5 miliar atau setara Rp133,95 triliun (kurs Rp14.100 per USD) dana dari lembaga keuangan dunia yang akan diinvestasikan di Indonesia melalui INA.
"Tentu Bapak Presiden menargetkan lebih tinggi di tahun ini dan tahun depan. Karena itu kemarin kita sudah melakukan roadshow ke beberapa negara, dan insyaallah ini juga akan ada kabar-kabar baik ke depan bagaimana partner-partner kita dari luar negeri bisa percaya kepada pertumbuhan dan investasi yang ada di Indonesia," tutup Erick.
(Des)