“Perlu konsolidasi nasional pelaku usaha perikanan agar terjadi kesamaan langkah dan strategi meningkatkan produksi dan menghadapi persyaratan global yang semakin ketat,” katanya dikutip dari keterangan resminya, Kamis 19 November 2020.
Selain itu, Yugi melanjutkan pemerintah dan pelaku usaha perikanan juga perlu memperkuat supply chain dalam sistem logistik ikan nasional untuk menghasilkan efisiensi dan daya saing produk perikanan di pasar global.
Menurut Yugi, Indonesia memiliki lima komoditas perikanan andalan ekspor. Namun permasalahanna, hilirisasi produk perikanan di Tanah Air masih rendah. “Ini tantangan utama Kementerian KKP untuk meningkatkan hilirisasi tersebut,” ujarnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo menyatakan Kementerian KKP akan mengoptimalkan perikanan budi daya laut. Hal ini karena upaya budi daya menyerap banyak tenaga kerja dan mudah mendapatkan devisa. Kementerian KKP juga sedang mengembangkan klaster budi daya udang di sejumlah daerah.
“Mengapa udang? Karena kebutuhan udang dunia sangat tinggi sekitar 13 juta ton per tahun. Indonesia baru bisa memasok satu juta ton per tahun untuk dunia,” ujarnya.
Menurut Edhy, dahulu Indonesia pernah menjadi salah satu produsen dan eksportir udang galah dan windu terbesar dunia. “Kita harus ambil kembali predikat tersebut,” katanya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan Kementerian Perindustrian akan bersinergi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan stakeholder lainnya untuk mengembangkan industri berbasis pertanian, perikanan dan peternakan dari hulu ke hilir yang menerapkan mekanisasi pertanian dan teknologi, termasuk digitalisasi yang selaras dengan revolusi industri 4.0.
Sinergi tersebut bertujuan agar bahan baku untuk industri makanan dan minuman bisa dipasok oleh produsen lokal.
(SAW)