Jakarta: Direktur Center of Economics and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira menilai pelonggaran kewajiban memakai masker akan berimbas pada pertumbuhan kredit perbankan.
"Pertumbuhan kredit perbankan bahkan bisa mencapai 6,9 persen," sebut Bhima kepada Medcom.id, Kamis, 19 Mei 2022.
Pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat seiring dengan peningkatan kredit konsumsi yang naik 6-6,5 persen di tahun ini.
Menurutnya, dengan pelonggaran masker tersebut membuat masyarakat untuk ke luar rumah lebih leluasa sehingga belanja masyarakat pun akan meningkat.
"Pengusaha akan response dengan naikan kapasitas produksi khususnya di sektor makanan minuman, pakaian jadi dan alas kaki," ucapnya.
Bhima juga menyampaikan, dengan kebijakan ini sektor ritel dan transportasi akan merasakan imbas paling signifikan. Kenaikan pada dua sektor tersebut akan berlanjut hingga akhir tahun.
"Kalau masyarakat mulai bergerak diluar rumah secara lebih bebas, maka belanja masyarakat akan naik. Paling terasa di ritel dan transportasi, kenaikan permintaan bukan saja pada saat lebaran kemarin tapi akan berlanjut sepanjang sisa 2022," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan pelonggaran penggunaan masker bagi masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan dan tidak padat orang, diperbolehkan tidak menggunakan masker.
Namun, bagi mereka yang masuk kategori kelompok rentan, seperti lansia dan penyakit komorbid, disarankan untuk tetap memakai masker saat beraktivitas. Begitu juga mereka yang mengalami gejala batuk pilek.
"Pertumbuhan kredit perbankan bahkan bisa mencapai 6,9 persen," sebut Bhima kepada Medcom.id, Kamis, 19 Mei 2022.
Pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat seiring dengan peningkatan kredit konsumsi yang naik 6-6,5 persen di tahun ini.
Menurutnya, dengan pelonggaran masker tersebut membuat masyarakat untuk ke luar rumah lebih leluasa sehingga belanja masyarakat pun akan meningkat.
"Pengusaha akan response dengan naikan kapasitas produksi khususnya di sektor makanan minuman, pakaian jadi dan alas kaki," ucapnya.
Bhima juga menyampaikan, dengan kebijakan ini sektor ritel dan transportasi akan merasakan imbas paling signifikan. Kenaikan pada dua sektor tersebut akan berlanjut hingga akhir tahun.
"Kalau masyarakat mulai bergerak diluar rumah secara lebih bebas, maka belanja masyarakat akan naik. Paling terasa di ritel dan transportasi, kenaikan permintaan bukan saja pada saat lebaran kemarin tapi akan berlanjut sepanjang sisa 2022," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan pelonggaran penggunaan masker bagi masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan dan tidak padat orang, diperbolehkan tidak menggunakan masker.
Namun, bagi mereka yang masuk kategori kelompok rentan, seperti lansia dan penyakit komorbid, disarankan untuk tetap memakai masker saat beraktivitas. Begitu juga mereka yang mengalami gejala batuk pilek.
(Des)