"Ini membuat skor human capital index Indonesia di 2020 relatif masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga kita seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan bahkan Vietnam," ungkap Rosan dalam Kick Off Diklat 3in1 Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang diadakan secara virtual pada Selasa, 12 Januari 2021.
Terkait hal tersebut, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan human capital menjadi prioritas utama yang harus segera dilakukan. Sebab, Rosan meyakini bahwa pertumbuhan Indonesia akan menjadi pertumbuhan yang berkualitas apabila manusianya ikut bertumbuh dan berkembang.
Namun demikian, Rosan memahami upaya peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia tidak dapat dilakukan dengan mendorong semua angkatan kerja masuk ke perguruan tinggi. Jalan keluarnya adalah dengan melatih mereka lewat pelatihan dan pendidikan vokasi.
"Hal tersebut sangat penting untuk kita meningkatkan kemampuan, kompetensi, dan juga meningkatkan skill, upskilling (peningkatan keterampilan), dan reskilling (pelatihan kemampuan) kita. Terutama dengan adanya dinamika dari kebutuhan tenaga kerja ke depannya," papar dia.
Apalagi, lanjutnya, ketimpangan antara kebutuhan dunia usaha dengan jumlah tenaga kerja masih sangat besar. Sehingga dengan adanya peningkatan keterampilan dan kompetensi lewat pelatihan vokasi dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut.
"Sehingga tenaga kerja yang tersedia mempunyai daya saing tinggi, berkompetensi, dan memberikan asas manfaat. Harapannya, bonus demografi yang kita punya pada saat ini benar-benar mendatangkan asas manfaat untuk pertumbuhan, tidak hanya dunia usaha tapi juga masyarakat Indonesia secara keseluruhan," pungkas Rosan.
(DEV)