Hal itu merupakan poin penting yang disampaikan Direktur Utama MRT Jakarta William P Sabandar dalam Forum Jurnalis MRT yang digelar secara daring, Rabu, 30 September 2020. Menurut dia, penurunan penumpang itu terjadi sebagai konsekuensi kebijakan Pemprov DKI yang kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat.
Menurut William, jumlah penumpang sempat naik saat PSBB transisi di Juli dan Agustus 2020 lalu. "Di September karena pemberlakuan kembali PSBB dua yang diperketat, maka ridership kita terjadi penurunan," ucapnya.
Lebih lanjut William mengungkapkan sebelum pandemi covid-19, jumlah penumpang MRT Jakarta mencapai 100 ribu per hari. "Setelah itu rata-rata penumpang MRT sebanyak 88 ribu orang per hari pada Januari-Februari, sebelum pandemi covid-19," katanya.
Angka penumpang kereta Ratangga ini merosot ke angka 45.279 orang per hari pada Maret. Penurunan signifikan kembali terjadi, yakni 4.059 orang per hari pada April dan 1.405 orang per hari satu bulan kemudian. Menurut dia, jumlah penumpang kembali merangkak naik setelah diberlakukan PSBB transisi Jakarta pada Juni.
PT MRT mencatat sekitar 11.351 orang per hari naik kereta Ratangga pada Juni. Kemudian meningkat lagi menjadi 18.050 orang di Juli dan 16.927 orang pada Agustus. Selanjutnya, selama PSBB transisi pada Agustus 2020, total jumlah penumpang mencapai 524 ribu orang dengan rata-rata 15.927 penumpang per hari. Kemudian, pada September 2020, jumlah penumpang hingga Senin, 28 September 2020 total sebanyak 366 ribu orang.