Praktisi penerbangan Said Abdilah memaparkan tiga kelas produk yang biasanya digunakan dalam industri aeronautika. Kelas pertama yakni, komponen yang diproduksi oleh pabrikan asli dan tidak bisa menggunakan kualitas kedua.
Pada produk kelas pertama ini meliputi tiga komponen yakni complete aircraft atau keseluruhan rangka pesawat, complete engine atau keseluruhan mesin, dan propeller atau baling-baling.
"Memang untuk kelas satu produk tidak akan ada KW. Produk kelas satu ini nggak bisa main-main karena dia punya TC (testing and certification) number," kata Said kepada Medcom.id, Jumat, 12 Februari 2021.
Terkait complete engine, tegas dia, tidak mungkin diganti dengan produk atau suku cadang yang tidak jelas dan belum pernah masuk ke bengkel untuk dilakukan pengecekan. Ia bilang di dalam TC number tersebut, historical maintenance harus disertakan.
Kemudian kelas dua yakni major component atau komponen pendukung kelas satu. Di dalamnya terdapat tiga kategori produk yakni manufacturer atau yang dibuat oleh pabrikan asli, produk technical standard orders (TSO), dan produk parts manufacturer approval (PMA).
"Jadi di kelas dua ini boleh jadi komponen yang memproduksi pabrik langsung. Atau ada lagi vendor yang dia dapat spec dari pabrik, dapat TSO dari pabrik. Misalnya saya Boeing, saya minta ada vendor buatkan saya produk ini, namanya TSO product. Ada lagi nanti yang sifatnya modifikasi, PMA product namanya," terangnya.
Untuk produk PMA, Said mencontohkan dalam produksi pesawat terbang, pabrikan pesawat akan terus memonitor dan berkomunikasi dengan operator atau maskapai. Misalnya Boeing akan berkomunikasi terus dengan Garuda, setiap tahun kedua pihak itu akan menggelar rapat untuk mengevaluasi keandalan pesawat. Boeing akan meminta masukan dari Garuda terkait komponen pesawat mana yang kiranya terjadi masalah.
"Nanti sama pabrikan di review, dipelajari. Oh ternyata yang sering rusak bagian ini. Bagian yang rusak akan dimodifikasi, biasanya modfikasi ini dia akan mengikutsertakan vendor lain," kata Said.
Dengan kata lain, komponen pada kelas dua ini diperbolehkan untuk menggunakan yang KW. Komponen yang termasuk dalam kelas dua antara lain landing gear, flight control surface, actuator, avionic control box dan lain sebagainya. Said pun memastikan maskapai-maskapai yang beroperasi di Tanah Air termasuk Garuda menggunakan suku cadangan yang masuk dalam kelas kedua.
"Sekelas Garuda juga banyak dia pakai TSO product maupun PMA product, yakin saya. (Kalau semua spareparts Garuda asli) tidak sepenuhnya benar," tutur dia.
Selanjutnya kelas tiga yakni produk atau komponen suku cadang yang didesain dengan standar menggunakan kode Army and Navy (AN) atau Naval Air Station (NAS) contohnya bracket, screw, dan lain sebagainya.
"Kelas tiga merupakan produk yang sifatnya heavy duty seperti militer," pungkasnya.
(Des)