Mengutip laman resmi Sriwijaya Air, Sabtu, 9 Januari 2021, mereka adalah Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim.
Keempat orang ini terjun ke dunia maskapai penerbangan sejak awal 2000-an. Mengutip berbagai sumber, Chandra Lie bahkan awalnya adalah seorang pengusaha garmen, serta kemudian mengajak tiga anggota keluarga lainnya untuk berkecimpung di bisnis penerbangan.
Beberapa tenaga ahli yang turut merintis pendirian Sriwijaya Air adalah Supardi, Capt Kusnadi, Capt Adil W, Capt Harwick L, Gabriella, dan Suwarsono.
Sriwijaya Air memulai bisnis dengan satu pesawat, yakni Boeing 737-200. Pada 10 November 2003, tepat saat hari Pahlawan, Sriwijaya Air mengudara untuk pertama kalinya.
Baca: Pesawat Hilang Kontak, Ini Sejarah Sriwijaya Air
Adapun penerbangan perdana Sriwijaya Air saat itu dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang PP, Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak PP.
Saat ini, Sriwijaya Air memiliki 48 pesawat Boeing dengan melayani total 53 rute termasuk rute regional Medan-Penang PP dan rute internasional lainnya.
Dalam rangka pengembangan rute dan pangsa pasar, Sriwijaya Air telah mendatangkan pesawat Boeing 737-800 Next Generation (NG) dan Boeing 737-900 Extended Range (ER).
Terkait pemeliharaan armada, Sriwijaya Air memiliki perjanjian dengan Garuda Maintenance Facility (GMF) sebagai penyedia pemeliharaan terpercaya di Indonesia dengan standar internasional.
"Kerja sama ini memberi Sriwijaya Air keamanan dan kenyamanan optimal. Apalagi tim kami di Sriwijaya Air terampil, ramah dan dapat diandalkan," demikian dikutip dalam laman perseroan sriwijaya.co.id.
(AHL)