Salah seorang penjual tempe Sutrisno di Pasar Terong, Makassar, Selasa, mengatakan harga kedelai impor itu terus naik sejak pandemi covid-19, sementara produksi kedelai lokal sangat terbatas dan belum musimnya.
"Kami tidak berani menaikkan harga tempe eceran, karena daya beli masyarakat menurun sejak ada covid-19," kata Sutrisno dilansir dari Antara, Selasa, 12 Januari 2021.
Menyiasati harga bahan baku yang melambung dengan memperkecil ukuran tempe dari kondisi biasanya meski tetap dijual seharga Rp5 ribu per potong segi panjang, seukuran batu bata.
Hal itu diakui pedagang tempe di Pasar Pannampu yang juga memproduksi sendiri, Suparman.
Menurut dia, tak ada pilihan selain memperkecil ukuran tempe atau tahu yang dipasarkan, agar pembeli tetap dapat membeli kebutuhan lauknya yang selama ini lebih murah dibandingkan membeli ikan.
"Itu salah satu cara kami agar pembeli masih minat beli tahu dan tempe, karena kalau menaikkan harga bisa-bisa tidak ada pembeli," ungkapnya.
(DEV)