"Bio farma selama ini hanya bisa memproduksi vaksin covid-19 untuk virus yang dimatikan, sekarang kita bisa melakukannya dengan platform-platform lain," ungkap Erick dalam seminar virtual The Indonesia 2021 Summit: The Future is Now, Leading in The Era of Disruptions yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Medcom.id, Selasa, 23 Februari 2021.
Platform inactivated virus adalah pengembangan vaksin dengan menggunakan virus yang sudah dimatikan. Dalam hal ini, maka Bio Farma berhasil mensejajarkan produk vaksinnya dengan perusahaan farmasi berkelas dunia.
"Saat ini bisa kembangkan platform-platform lain seperti mRNA yang dilakukan oleh Pfizer dan Moderna atau juga viral vector yang dilakukan oleh AstraZeneca atau protein rekombinan seperti Novavax," ungkapnya.
Dengan peningkatan kapabilitas produksi ini, maka vaksin covid-19 milik Bio Farma telah berstandar internasional. "Kita juga bisa standar internasional dalam memproduksi vaksin sendiri sehingga bisa mempercepat pelaksanaan vaksin Gotong Royong," tutur dia.
Dari sisi kapasitas, kini Bio Farma mampu memproduksi 250 juta dosis vaksin covid-19 per tahun. Angka ini meningkat drastis dari yang sebelumnya hanya mampu memproduksi sebanyak 100 juta dosis vaksin per tahun.
"Alhamdulillah kita sekarang sudah punya lab produksi 250 juta khusus untuk vaksin covid-19 yang juga sudah melalui due diligence internasional yang kemarin certified daripada hasil due diligence-nya," ungkap Erick.
Selain memastikan suplai vaksin, lanjut Erick, pemerintah juga terus memastikan ketersediaan kapasitas pendukung vaksinasi lainnya, seperti cold chain dan cold storage.
"Kita tentu mengupayakan, mempercepat peningkatan suplai vaksin, lalu juga meningkatkan kapasitas vaksin termasuk juga cold storage. Kami di Bio Farma juga terus meningkatkan produksi," pungkas Erick.
(Des)