Mengutip hasil penelitian Standard Chartered, Rabu, 24 November 2021, proyeksi ini mengikuti data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ekspor Indonesia berada pada angka tertinggi sepanjang masa di Oktober 2021 sebesar USD22,03 miliar. Angka ini naik 6,89 persen dari USD21,42 miliar pada Agustus 2021, dan naik 53,35 persen dari Oktober 2020.
Selain itu, laporan tersebut menemukan 40 persen perusahaan global saat ini sudah atau berencana untuk berproduksi di Indonesia dalam kurun waktu 5-10 ke depan. Ini adalah bukti Indonesia akan menjadi pendorong utama pertumbuhan perdagangan global selama satu dekade ke depan.
Penelitian Standard Chartered tersebut juga memperkirakan ekspor global akan mencapai hampir dua kali lipat dari USD17,4 triliun menjadi USD29,7 triliun pada dekade berikutnya. Laporan penelitian tersebut mengungkapkan 13 pasar yang akan mendorong sebagian besar pertumbuhan global, serta mengidentifikasi koridor utama dan lima tren yang membentuk masa depan perdagangan global.
Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) terus menjadi koridor ekspor utama bagi Indonesia, yang masing-masing diperkirakan akan menyumbang 20 persen dan 10 persen dari total ekspor pada 2030. Ekspor ke India diproyeksikan tumbuh rata-rata 11,2 persen per tahun hingga 2030, menjadikannya sebagai koridor ekspor terbesar kedua bagi Indonesia di 2030.
Penelitian tersebut, berdasarkan pemodelan ekonomi untuk proyeksi ekspor, juga mencakup survei terhadap lebih dari 500 C-suite dan pemimpin senior di perusahaan global.
Asia, Afrika, dan Timur Tengah akan melihat peningkatan arus investasi, dengan 82 persen responden mengatakan mereka sedang mempertimbangkan lokasi produksi baru di wilayah ini dalam 5-10 tahun ke depan, mendukung tren penyeimbangan kembali ke pasar negara berkembang dan diversifikasi risiko yang lebih besar dari rantai pasokan.
Menghidupkan rantai pasokan yang berkelanjutan
Penelitian ini menemukan tren yang signifikan menuju penerapan praktik perdagangan berkelanjutan dalam menanggapi masalah iklim dan meningkatnya gelombang konsumerisme yang sadar lingkungan.
Hampir 90 persen pemimpin perusahaan mengakui perlunya menerapkan praktik ini di seluruh rantai pasokan mereka, namun hanya 34 persen yang menempatkannya sebagai prioritas 'tiga teratas' untuk dilaksanakan selama 5-10 tahun ke depan.
Cluster CEO, Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & Filipina) Standard Chartered Andrew Chia, mengatakan proyeksi pertumbuhan perdagangan global sebesar dua kali lipat memberikan bukti kuat globalisasi masih berjalan. Indonesia memang menawarkan posisi strategis di perdagangan global masa depan.
"Dengan latar belakang ini, kami terus fokus untuk menjadikan globalisasi sebagai suatu hal yang menguntungkan bagi lebih banyak pasar dan bisnis, mulai dari mikro hingga multinasional, dan mendorong model perdagangan global yang lebih berkelanjutan dan inklusif," jelas dia.
(SAW)