"Masyarakat masih mengurangi jajanan, ini berdampak pada berkurangnya penggunaan garam," kata Ketua AIPGI, Toni Tanduk, saat dikonfirmasi, Jumat, 5 Maret 2021.
Baca: Erick: Jumlah Startup Indonesia Masuk Top 5 Dunia
Toni menjelaskan konsumsi masyarakat terhadap makanan di luar pokok belum meningkat, seperti produk makanan UMKM, keripik, jajanan pasar, makanan kaki lima, dan lain sebagainya. Menurutnya permintaan garam juga terpengaruh kondisi tersebut.
"Perihal harga garam tergantung supply dan demand. Banyak rumah makan yang tutup akibat pademi," jelasnya.
Toni kembali mengatakan harga garam juga dipengaruhi oleh mutu garam yang dihasilkan petambak. Garam petambak merupakan bahan baku garam konsumsi beriodium yang telah ditentukan standar mutu SNI.
Menurutnya garam petambak dengan kualitas warna kecoklatan pun akan kalah saing dengan garam petambak yang putih normal. "Harga garam perlu melihat mutu garam itu sendiri," ungkapnya.
Sebelumnya Mantan Menteri Susi Pudjiastuti mengatakan kontrol perdagangan atas kuota impor sering kali kurang tegas dalam pelaksanaan aturannya. Hal tersebut menyebabkan petani garam saat panen harganya malah jatuh di tingkat petani.
(DEN)