Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha RNI Febriyanto mengatakan harga yang lebih kompetitif tersebut lantaran menggunakan bahan baku lokal serta bekerja sama dengan PT Rekacipta Inovasi ITB.
"Untuk harga karena kami banyak menggunakan komponen lokal yang memang fabrikasi uji coba oleh ITB dan PTDI, sejalan dengan arahan presiden kami optimalkan pemakaian bahan baku lokal," kata Febriyanto dalam acara Ngopi BUMN secara virtual, Kamis, 24 September 2020.
Ia mengungkapkan harga ventilator bisa mencapai Rp800 juta hingga Rp1 miliar di masa pandemi lantern permintaan yang tinggi. Sementara pihaknya bisa menekan harga hingga Rp25 juta.
Selain ventilator, harga masker juga lebih murah meski beberapa bahan bakunya masih impor. Namun karena beberapa proses dilakukan di lokasi pabrik sendiri, harganya bisa ditekan.
Lebih lanjut harga produk kesehatan saat ini relatif lebih murah dibanding di awal pandemi. Hal ini dikarenakan pasokan bahan baku yang cukup melimpah serta produksi di dalam negeri yang makin banyak.
"Sehingga masuk ke kita harga relatif lebih mudah, ditambah proses produksi di dalam negeri itu menyebabkan harga pokok bisa kami tekan sehingga harga bisa lebih kompetitif dibandingkan dengan masker medis yang sekarang beredar di pasaran," pungkas dia.
(Des)