"Penurunan penjualan eceran terjadi pada mayoritas kelompok komoditas yang dipantau, terutama subkelompok Sandang, kelompok Suku Cadang dan Aksesori, serta Barang Budaya dan Rekreasi sejalan dengan penerapan PPKM Darurat/Level 4 yang terjadi di sepanjang Juli-Agustus 2021," urai hasil survei yang diungkap Direktur, Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhamad Nur, Selasa, 12 Oktober 2021.
Adapun penjualan eceran di mayoritas kota cakupan survei tercatat tumbuh positif dan meningkat secara bulanan pada Agustus 2021.
Peningkatan terjadi pada sejumlah kota antara lain:
- Semarang (termasuk Purwokerto) 8,0 persen (mtm)
- Jakarta 0,2 persen (mtm)
- Bandung 1,0 persen (mtm)
"Sementara itu, kinerja penjualan eceran di Manado tercatat positif dan tumbuh sebesar 7,3 persen (yoy) dari minus 21,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya," papar dia.
Pada September 2021, penjualan eceran pada mayoritas kota yang disurvei diperkirakan menurun secara bulanan. Penurunan terdalam diprakirakan terjadi di Surabaya (minus 6,1 persen mtm), diikuti Jakarta (minus 1,0 persen mtm).
Di sisi lain, penjualan eceran di Semarang (termasuk Purwokerto) dan Manado tercatat tumbuh 5,2 persen (mtm) dan 0,8 persen (mtm) atau melambat dari bulan sebelumnya.
Secara tahunan, penjualan eceran menunjukkan perbaikan di beberapa kota seperti Semarang (termasuk Purwokerto), Bandung, serta Makassar masing-masing mengalami kontraksi sebesar minus 19,0 persen (yoy), minus 23,7 persen (yoy), dan minus 11,1 persen (yoy) atau membaik dari bulan sebelumnya.
"Sementara itu, peningkatan terjadi di Medan dan Manado masing-masing sebesar 13,4 persen (yoy) dan 9,7 persen (yoy)," pungkas Nur.
(Des)