Presiden Direktur Rokan Bono Malaka (RBM) Rustian mengatakan pihaknya pun siap untuk kembali menghidupkannya. RBM sejauh ini memiliki lahan sedikitnya 140 ribu hektare (ha) yang tersebar di Bengkulu dan Kalimantan Barat yang rencananya akan ditanami kelapa sawit.
Adapun mimpinya saat ini yakni menjadikan sawit sebagai tuan rumah di Indonesia. "Sawit kita sampai sekarang belum menjadi tuan rumah. Sebab mayoritas sawit dimiliki asing," ujarnya, Rabu, 20 Januari 2021.
Rustian menyebut Malaysia bahkan menanam sawit di Indonesia, sekaligus membawa bank seperti CIMB atau Maybank. "Asing terlalu banyak menguasai sawit nasional. Sudah waktunya bangsa Indonesia mengelola sendiri industri sawitnya," ujar dia.
Terganjal masalah hukum
Dia mengakui sempat terhenti membangun industri sawit nasional karena terganjal masalah hukum. Namun dengan kesabaran dan ketaatan hukum, masalah tersebut akhirnya selesai."Saya ikuti seluruh prosedur hukum sampai selesai. Ini harus menjadi contoh generasi muda. Jangan menyogok kalau terkena masalah hukum. Ikuti saja. Kalau tidak salah, pasti akan menang dan bebas. Itulah yang saya tempuh," ungkap pria kelahiran Bagan Siapi-api itu.
Dia bercerita sempat dituntut JPU delapan tahun, diputus lima tahun oleh PN dan dikuatkan di PT. Namun dirinya menang di MA. "Istilahnya kalah dua kali, menang sekali," lanjutnya.
Rustian pun belajar kejujuran, termasuk mengikuti aturan hukum, tanpa menyuap. Dia menekankan ingin meninggalkan warisan untuk menghentikan sogok-menyogok dalam masalah hukum yang sekarang marak.
"Sekarang sedikit-sedikit menggunakan uang untuk memenangkan perkara. Hentikan suap-menyuap, kalau terjadi masalah hukum," tegasnya.
Industri sawit tulang punggung
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan juga mengakui industri minyak sawit merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional di tengah perlambatan ekonomi imbas meluasnya dampak pandemi covid-19."Industri sawit telah menjadi penopang utama perekonomian Indonesia, terutama di masa pandemi saat ini," ucap Luhut saat memberikan keynote speech dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis, 3 Desember 2020 lalu.
Luhut menyampaikan industri sawit kembali membuktikan sebagai sektor usaha yang dengan kinerja terbaik dibandingkan sektor bisnis lain. Di tengah pandemi, ekspor minyak sawit tetap positif meski ada penurunan permintaan di beberapa negara tujuan ekspor. Hingga September 2020, nilai ekspor sawit mencapai USD13,84 miliar.
Di sisi lain, Luhut juga menyampaikan tantangan yang masih dihadapi industri kelapa sawit yaitu kampanye negatif. Ia berharap seluruh pihak bekerja sama untuk memerangi informasi negatif tentang sawit. Luhut juga menekankan pentingnya tata kelola industri sawit yang berkelanjutan.
"Saya mengapresiasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) yang telah secara konsisten mempromosikan dan mengkampanyekan industri kelapa sawit Indonesia," bangga Luhut.
(AHL)