Media Officer Arema FC, Sudarmaji mengaku bersyukur dengan kenaikan jumlah subsidi tersebut. Menurutnya, hitung-hitungan jumlah subsidi itu merupakan wewenang penuh PT LIB.
"Alhamdulillah (subsidi naik). Kalau standar atau idealnya jumlah subsidi, PT LIB sudah sangat paham idealnya," katanya.
Sudarmaji mengatakan, subsidi dari PT LIB ini bakal dimanfaatkan untuk kebutuhan skuatnya. Sehingga, setiap klub peserta Liga 1 harus cerdas dalam mengelola kebutuhan pembiyaan selama satu musim kompetisi.
"Klub juga harus smart dalam mengelola cost, karena itu relatif," bebernya.
Untuk memenuhi kebutuhan tim, manajemen Arema FC tidak hanya mengandalkan subsidi dari PT LIB. Tim berjuluk Singo Edan ini juga mencari sumber dana lain.
"Kita harus berusaha cari tambahan di luar subsidi. Sementara ini, sumber pendanaan Arema berasal dari ticketing, merchandise dan sponsorship," jelasnya.
Di sisi lain, Sudarmaji pun berharap klub nya terhindar sanksi pada musim 2020 ini. Sehingga Arema bakal terindar dari denda yang harus dibayarkan.
"Minimal zero sanksi dan pelanggaran, karena itu kita mengajak fan agar meminimalisir perilaku negatif di dalam stadion yang bisa membuahkan sanksi denda. Musim lalu, denda yang kita bayar sebesar Rp1 miliar dan 50 juta," pungkasnya.
Berdasarkan catatan medcom.id, Arema FC harus merogoh kocek sekitar Rp28 miliar untuk belanja pemain dan pelatih pada musim ini. Bila dihitung secara kasar, anggaran yang bakal dikeluarkan Singo Edan semusim sekitar Rp35 miliar, termasuk biaya perjalanan tim untuk pertandingan tandang.
Video: Barcelona Datangkan Braithwaite dengan Status Transfer Darurat
(ASM)